Rabu, 13 April 2011

Mewaspadai B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) Di Sekitar Kita

Tanpa kita sadari Bahan Berbahaya dan Beracun ada disekitar kita. Contohnya saja cat rumah, gas kendaraan bermotor, cat kuku, karpet dari latex, mainan anak-anak, dan lain – lain. Secara umum Bahan Berbahaya dan Beracun atau disingkat B3 merupakan bahan kimia yang bersifat racun oksida, penyebab iritasi, penyebab korosi/karat, mudah meledak dan terbakar, yang apabila dilepaskan dilingkungan dapat membahayakan keselamatan manusia dan kelestarian lingkungan hidup. Bahan – bahan dengan kriteria B3 tersebut dapat ditemukan di lingkungan rumah dan tempat kerja kita. Karena barang yang dikonsumsi dan kita gunakan sehari – hari dan limbah yang dihasilkan oleh industri ternyata juga mengandung B3.
Sangat berbahaya bila sampai kita terkontaminasi B3 ini, karena B3 ini bersifat racun, kronis, dan dapat menimbulkan kanker. Resistensinya terhadap proses detoksifikasi dan kemampuannya mencemari sumber air bawah tanah dan air permukaan ini membuat senyawa ini sangat berbahaya apabila masuk ke rantai makanan dan masuk ke dalam tubuh manusia. Umumnya B3 masuk ke dalam tubuh manusia melalui saluran pencernaan (menelan), paru – paru (bernapas), kulit (topikal), dan jalur parental lainnya (selain saluran usus).


Bahan berbahaya dan beracun di udara

Udara kotor akibat polusi kendaraan bermotor dan polusi asap pembuangan industri ke udara merupakan beberapa contoh dari sumber B3 di perkotaan. Akibat yang ditimbulkan dari Bahan berbahaya dan beracun ini diantaranya adalah gangguan kesehatan mulai dari iritasi mata, asma, gangguan kesehatan, bronkitis, emphysema, dan kanker paru – paru.
Polusi kendaraan bermotor menghasilkan polusi timbal yang terbesar. Kondisi timbal (Pb) di daerah perkotaan dapat mencapai 5 hingga 50 kali daerah pedesaan. Timbal yang mencemari udara ini dalam bentuk gas dan debu. Gas timbal berasal dari pembakaran bahan aditif bensin dari kendaraan bermotor yang terdiri dari Tetra Etil Lead (TML) dan Tetra Metil Lead (TML). Beberapa komponen timbal yang dibuang melalui asap mobil bahkan ada yang meningkat meskipun telah melebihi 18 jam.
Komponen Pb Persen dari total partikel Pb di dalam asap
Segera setelah starter 18 jam setelah starter
PbBrCl 32,0 12,0
PbBrCl.2PbO 31,4 1,6
PbCl2 10,7 8,3
Pb(OH)Cl 7,7 7,2
PbBr2 5,5 0,5
PbCl2.2PbO 5,2 5,6
Pb(OH)Br 2,2 0,1
PbOx 2,2 21,1
PbCO3 1,2 13,8
PbBr.2PbO 1,1 0,1
PbCO3.2PbO 1,0 29,6
Timbal yang terkandung dalam bensin ini sangatlah berbahaya, sebab pembakaran bensin akan mengemisikan  0,09 gram timbal  tiap 1 km.  Bila di Jakarta, setiap harinya 1 juta unit kendaraan bermotor yang bergerak sejauh 15 km akan mengemisikan 1,35 ton timbal per hari. Efek yang ditimbulkan tidak main – main. Salah satunya yaitu kemunduran IQ dan kerusakan otak yang ditimbulkan dari emisi timbal ini. Pada orang dewasa umumnya ciri – ciri keracunan timbal adalah pusing, kehilangan selera, sakit kepala, anemia, sukar tidur, lemah, dan keguguran kandungan. Selain itu timbal berbahaya karena dapat mengakibatkan perubahan bentuk dan ukuran sel darah merah yang mengakibatkan tekanan darah tinggi.
Berbagai industri berpotensi menghasilkan debu – debu  yang banyak menghasilkan logam berat. Pada industri besi dan baja akan mengeluarkan debu Fe2O3 dan Fe2O4, sedangkan industri semen akan mengeluarkan debu asbestos, industri elektronika mengeluarkan debu timbal, besi, seng, nikel, krom, tembaga dan lain-lain.
Logam – logam berbahaya di atas sangat berbahaya apabila terkontaminasi langsung melalui pernapasan dan juga kontak langsung dengan kulit. Bahaya logam berat itu juga akan semakin berlipat ganda dan besar apabila terakumulasi di dalam rantai makanan dan terakumulasi di dalam tubuh.
Tabel 1 Pembakaran Fosil yang mengeluarkan B3 di udara (Juwito, 1996)
Unsur Sumber Pengaruhnya pada kesehatan
Kadmium Pembakaran batu bara, penambangan seng, pipa dan peralatan air, asap tembakau Penyakit jantung dan pembuluh darah serta hipertensi pada manusia
Timbal Gas buang kendaraan bermotor, baterai kendaraan (aki) Kerusakan otak, kejang-kejang, gangguan sikap dan kematian
Air Raksa/ Merkuri dalam bentuk metil merkuri & nikel dalam bentuk Nikel karbonil Pembakaran batu bara, baterai listrik, industri minyak diesel, minyak resida, pembakaran batu bara, asap rokok, bahan kimia, katalisator, alkil pada batu baja dan non besi, aditif bensin. Kerusakan syaraf dan kematian, kanker paru – paru.
Berilium Pembakaran batu bara, beberapa industri (PLTN) Penyakit saluran napas kronis dan akut, kanker paru – paru.
Antimon Industri barang enamel Jantung
Arsen Pembakaran batubara dan minyak, deterjen, pestisida, limbah tambang Beracun pada tingkat akumulasi tinggi dan kanker
Selenium Pembakaran batu bara, minyak dan belerang, industri kertas Merusak syaraf

Polusi udara lainnya adalah asap rokok. Resiko penyakit yang ditimbulkan asap rokok bagi perokok pasif dan aktif sama saja, karena penyebab dari 87 % dari seluruh kematian adalah akibat  dari kanker paru – paru. Penyakit lain akibat dari merokok adalah jantung koroner, kanker kerongkongan, stroke, kanker mulut, kanker esophagus, gangguan pertumbuhan janin dalam kandungan dan penurunan berat bayi yang baru lahir.


Bahan berbahaya dan beracun di air

Pencemaran air saat ini sudah sangat mengkhawatirkan. Banyak sungai – sungai yang kondisinya tercemar oleh berbagai polutan dan logam berat yang berbahaya. Industri merupakan penyumbang B3 terbesar melalui limbah – limbah cairnya. Contohnya industri pestisida, petrokimia, peleburan timbal bekas, peleburan tembaga, tinta, tekstil, cat, otomotif, elektrogalvani dan elektroplating, baterai kering, aki, perakitan elektronika, eksplorasi minyak dan gas bumi, kilang minyak, pertambangan, penyamakan dan pengelolaan kulit, zar warna, dan obat – obatan merupakan contoh – contoh yang menghasilkan B3. Rumah sakit dan laboratorium riset juga ikut menghasilkan logam berat seperti air raksa/ merkuri (Hg), timbal (Pb), arsenik (As), kadmium (Cr), dan nikel (Ni). Logam – logam tersebut diketahui dapat mengumpul di dalam tubuh suatu organisme dan akan tetap berada di dalam tubuh manusia dan terakumulasi dalam jangka waktu yang lama.
Air ini dapat melarutkan zat – zat pencemar, maka air juga dapat menjadi medium untuk mempercepat reaksi kimia diantara bahan – bahan yang terlarut.Sehingga air menjadi reaktor kimia yang dapat mengubah sifat racun dari berbagai Bahan Berbahaya dan Beracun di air. Misalnya dalam kondisi tertentu, polusi air raksa atau merkuri (Hg) di air  yang terjadi bila merkuri dalam keadaan anorganik, dapat menjadi lebih berbahaya lagi bila mikroorganisme  akuatik tertentu seperti bakteri penghasil  methanol yang hidup di dalam lumpur di dasar danau atau sungai, maka akan merubah proses akumulasi dan bio transformasi merkuri menjadi senyawa organiknya dan akan menyebabkan efek yang serius. Merkuri ini sangat mudah menjalar dan menyebar ke seluruh tubuh melalui siklus peredaran darah dan merusak sel – sel otak. Gejala keracunan merkuri ditandai dengan kehilangan penglihatan, sukar berbicara dan menelan, kehilangan pendengaran, ketidakstabilan emosi, hingga kematian. Tragedi minamata merupakan salah satu contoh keracunan merkuri yang merenggut banyak jiwa.
 Tabel 2 Keracunan Merkuri (Anonim, 1970)
Lokasi Tahun Korban (Orang)
Teluk Minamata, Jepang 1953 – 1956 54 meninggal, 146 cacat/ sakit
Irak 1961 35 meninggal, 321 cacat / sakit
Pakistan Barat 1963 4   meninggal,  34  cacat / sakit
Guatemala 1966 20 meninggal,   45 cacat / sakit
Nigata, Jepang 1968 5 meninggal,  25  cacat / sakit


Bahan Berbahaya dan Beracun dalam tanah

Zat – zat pencemar udara dan air ada yang masuk melalui medium tanah. Kemudian zat – zat tersebut akan bertranformasi kimiawi oleh organisme yang hidup dalam tanah. Contohnya gas amoniak yang ada di atmosfer dan cukup mudah terlarut dalam air hujan dan jatuh mencapai tanah, amoniak kemudian diubah oleh mikroorganisme dalam tanah menjadi nitrat, yang merupakan unsur hara tanaman. Nitrat ini juga memiliki kemungkinan untuk diubah menjadi nitrit  yang tingkat keracunannnya lebih tinggi dari dua bentuk sebelumnya.
Contoh – contoh penyebaran zat – zat yang terkandung dalam  tanah adalah sebagai berikut :
  1. Zat – zat polutan langsung dapat diserap oleh tanaman yang hidup di dalam tanah dan kemungkinan akan di makan oleh manusia dan organisme lainnya. Contohnya unsur hara selenium, yang seringkali ditemukan di tanah – tanah yang terkena hembusan angin dari industri yang membakar minyak, diserap oleh tanaman yang berdaun hijau dan dimakan manusia.
  2. Pestisida yag mesuk melewati air yang mengalir kemudian menuju ke sawah atau danau.
  3. DDT yang menguap bersama air dari permukaan tanah ke atmosfer dan mampu bergerak jauh.
  4. Beberapa polutan yang ada di dalam tanah akan berada di dalam tanah selamanya karenazat – zat tersebut bukan merupakan zat yang mudah menguap, tidak terlarut dalam air dan tidak dapat dimanfaatkan oleh tanaman.
Secara alamiah logam berat merupakan unsur hara mikro di dalam tanah. Adapun unsur– unsur yang digolongkan sebagai unsur hara mikro esensial tanaman meliputi Boron (B), Klorin (Cl), Tembaga (Cu), Besi (Fe), Molibdat (Mo), Natrium (Na), Vanadium (V), dan Seng (Zn) dan dibutuhkan oleh tanaman dalam konsentrasi yang sangat rendah. Sebaliknya dalam konsentrasi yang sangat tinggi, unsur – unsur tersebut akan bersifat racun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar