Leave a comment »
Tanpa
kita sadari Bahan Berbahaya dan Beracun ada disekitar kita. Contohnya
saja cat rumah, gas kendaraan bermotor, cat kuku, karpet dari latex,
mainan anak-anak, dan lain – lain. Secara umum Bahan Berbahaya dan
Beracun atau disingkat B3 merupakan bahan kimia yang bersifat racun
oksida, penyebab iritasi, penyebab korosi/karat, mudah meledak dan
terbakar, yang apabila dilepaskan dilingkungan dapat membahayakan
keselamatan manusia dan kelestarian lingkungan hidup. Bahan – bahan
dengan kriteria B3 tersebut dapat ditemukan di lingkungan rumah dan
tempat kerja kita. Karena barang yang dikonsumsi dan kita gunakan sehari
– hari dan limbah yang dihasilkan oleh industri ternyata juga
mengandung B3.
Sangat berbahaya bila sampai kita terkontaminasi B3 ini, karena B3
ini bersifat racun, kronis, dan dapat menimbulkan kanker. Resistensinya
terhadap proses detoksifikasi dan kemampuannya mencemari sumber air
bawah tanah dan air permukaan ini membuat senyawa ini sangat berbahaya
apabila masuk ke rantai makanan dan masuk ke dalam tubuh manusia.
Umumnya B3 masuk ke dalam tubuh manusia melalui saluran pencernaan
(menelan), paru – paru (bernapas), kulit (topikal), dan jalur parental
lainnya (selain saluran usus).
Bahan berbahaya dan beracun di udara
Udara kotor akibat polusi kendaraan bermotor dan polusi asap
pembuangan industri ke udara merupakan beberapa contoh dari sumber B3 di
perkotaan. Akibat yang ditimbulkan dari Bahan berbahaya dan beracun ini
diantaranya adalah gangguan kesehatan mulai dari iritasi mata, asma,
gangguan kesehatan, bronkitis, emphysema, dan kanker paru – paru.
Polusi kendaraan bermotor menghasilkan polusi timbal yang terbesar.
Kondisi timbal (Pb) di daerah perkotaan dapat mencapai 5 hingga 50 kali
daerah pedesaan. Timbal yang mencemari udara ini dalam bentuk gas dan
debu. Gas timbal berasal dari pembakaran bahan aditif bensin dari
kendaraan bermotor yang terdiri dari Tetra Etil Lead (TML) dan Tetra
Metil Lead (TML). Beberapa komponen timbal yang dibuang melalui asap
mobil bahkan ada yang meningkat meskipun telah melebihi 18 jam.
Komponen Pb | Persen dari total partikel Pb di dalam asap | |
Segera setelah starter | 18 jam setelah starter | |
PbBrCl | 32,0 | 12,0 |
PbBrCl.2PbO | 31,4 | 1,6 |
PbCl2 | 10,7 | 8,3 |
Pb(OH)Cl | 7,7 | 7,2 |
PbBr2 | 5,5 | 0,5 |
PbCl2.2PbO | 5,2 | 5,6 |
Pb(OH)Br | 2,2 | 0,1 |
PbOx | 2,2 | 21,1 |
PbCO3 | 1,2 | 13,8 |
PbBr.2PbO | 1,1 | 0,1 |
PbCO3.2PbO | 1,0 | 29,6 |
Timbal yang terkandung dalam bensin ini sangatlah berbahaya, sebab
pembakaran bensin akan mengemisikan 0,09 gram timbal tiap 1 km. Bila
di Jakarta, setiap harinya 1 juta unit kendaraan bermotor yang bergerak
sejauh 15 km akan mengemisikan 1,35 ton timbal per hari. Efek yang
ditimbulkan tidak main – main. Salah satunya yaitu kemunduran IQ dan
kerusakan otak yang ditimbulkan dari emisi timbal ini. Pada orang dewasa
umumnya ciri – ciri keracunan timbal adalah pusing, kehilangan selera,
sakit kepala, anemia, sukar tidur, lemah, dan keguguran kandungan.
Selain itu timbal berbahaya karena dapat mengakibatkan perubahan bentuk
dan ukuran sel darah merah yang mengakibatkan tekanan darah tinggi.
Berbagai industri berpotensi menghasilkan debu – debu yang banyak
menghasilkan logam berat. Pada industri besi dan baja akan mengeluarkan
debu Fe2O3 dan Fe2O4,
sedangkan industri semen akan mengeluarkan debu asbestos, industri
elektronika mengeluarkan debu timbal, besi, seng, nikel, krom, tembaga
dan lain-lain.
Logam – logam berbahaya di atas sangat berbahaya apabila
terkontaminasi langsung melalui pernapasan dan juga kontak langsung
dengan kulit. Bahaya logam berat itu juga akan semakin berlipat ganda
dan besar apabila terakumulasi di dalam rantai makanan dan terakumulasi
di dalam tubuh.
Tabel 1 Pembakaran Fosil yang mengeluarkan B3 di udara (Juwito, 1996)
Unsur | Sumber | Pengaruhnya pada kesehatan |
Kadmium | Pembakaran batu bara, penambangan seng, pipa dan peralatan air, asap tembakau | Penyakit jantung dan pembuluh darah serta hipertensi pada manusia |
Timbal | Gas buang kendaraan bermotor, baterai kendaraan (aki) | Kerusakan otak, kejang-kejang, gangguan sikap dan kematian |
Air Raksa/ Merkuri dalam bentuk metil merkuri & nikel dalam bentuk Nikel karbonil | Pembakaran batu bara, baterai listrik, industri minyak diesel, minyak resida, pembakaran batu bara, asap rokok, bahan kimia, katalisator, alkil pada batu baja dan non besi, aditif bensin. | Kerusakan syaraf dan kematian, kanker paru – paru. |
Berilium | Pembakaran batu bara, beberapa industri (PLTN) | Penyakit saluran napas kronis dan akut, kanker paru – paru. |
Antimon | Industri barang enamel | Jantung |
Arsen | Pembakaran batubara dan minyak, deterjen, pestisida, limbah tambang | Beracun pada tingkat akumulasi tinggi dan kanker |
Selenium | Pembakaran batu bara, minyak dan belerang, industri kertas | Merusak syaraf |
Polusi udara lainnya adalah asap rokok. Resiko penyakit yang
ditimbulkan asap rokok bagi perokok pasif dan aktif sama saja, karena
penyebab dari 87 % dari seluruh kematian adalah akibat dari kanker paru
– paru. Penyakit lain akibat dari merokok adalah jantung koroner,
kanker kerongkongan, stroke, kanker mulut, kanker esophagus, gangguan
pertumbuhan janin dalam kandungan dan penurunan berat bayi yang baru
lahir.
Bahan berbahaya dan beracun di air
Pencemaran air saat ini sudah sangat mengkhawatirkan. Banyak sungai –
sungai yang kondisinya tercemar oleh berbagai polutan dan logam berat
yang berbahaya. Industri merupakan penyumbang B3 terbesar melalui limbah
– limbah cairnya. Contohnya industri pestisida, petrokimia, peleburan
timbal bekas, peleburan tembaga, tinta, tekstil, cat, otomotif,
elektrogalvani dan elektroplating, baterai kering, aki, perakitan
elektronika, eksplorasi minyak dan gas bumi, kilang minyak,
pertambangan, penyamakan dan pengelolaan kulit, zar warna, dan obat –
obatan merupakan contoh – contoh yang menghasilkan B3. Rumah sakit dan
laboratorium riset juga ikut menghasilkan logam berat seperti air raksa/
merkuri (Hg), timbal (Pb), arsenik (As), kadmium (Cr), dan nikel (Ni).
Logam – logam tersebut diketahui dapat mengumpul di dalam tubuh suatu
organisme dan akan tetap berada di dalam tubuh manusia dan terakumulasi
dalam jangka waktu yang lama.
Air ini dapat melarutkan zat – zat pencemar, maka air juga dapat
menjadi medium untuk mempercepat reaksi kimia diantara bahan – bahan
yang terlarut.Sehingga air menjadi reaktor kimia yang dapat mengubah
sifat racun dari berbagai Bahan Berbahaya dan Beracun di air. Misalnya
dalam kondisi tertentu, polusi air raksa atau merkuri (Hg) di air yang
terjadi bila merkuri dalam keadaan anorganik, dapat menjadi lebih
berbahaya lagi bila mikroorganisme akuatik tertentu seperti bakteri
penghasil methanol yang hidup di dalam lumpur di dasar danau atau
sungai, maka akan merubah proses akumulasi dan bio transformasi merkuri
menjadi senyawa organiknya dan akan menyebabkan efek yang serius.
Merkuri ini sangat mudah menjalar dan menyebar ke seluruh tubuh melalui
siklus peredaran darah dan merusak sel – sel otak. Gejala keracunan
merkuri ditandai dengan kehilangan penglihatan, sukar berbicara dan
menelan, kehilangan pendengaran, ketidakstabilan emosi, hingga kematian.
Tragedi minamata merupakan salah satu contoh keracunan merkuri yang
merenggut banyak jiwa.
Tabel 2 Keracunan Merkuri (Anonim, 1970)
Lokasi | Tahun | Korban (Orang) |
Teluk Minamata, Jepang | 1953 – 1956 | 54 meninggal, 146 cacat/ sakit |
Irak | 1961 | 35 meninggal, 321 cacat / sakit |
Pakistan Barat | 1963 | 4 meninggal, 34 cacat / sakit |
Guatemala | 1966 | 20 meninggal, 45 cacat / sakit |
Nigata, Jepang | 1968 | 5 meninggal, 25 cacat / sakit |
Bahan Berbahaya dan Beracun dalam tanah
Zat – zat pencemar udara dan air ada yang masuk melalui medium tanah.
Kemudian zat – zat tersebut akan bertranformasi kimiawi oleh organisme
yang hidup dalam tanah. Contohnya gas amoniak yang ada di atmosfer dan
cukup mudah terlarut dalam air hujan dan jatuh mencapai tanah, amoniak
kemudian diubah oleh mikroorganisme dalam tanah menjadi nitrat, yang
merupakan unsur hara tanaman. Nitrat ini juga memiliki kemungkinan untuk
diubah menjadi nitrit yang tingkat keracunannnya lebih tinggi dari dua
bentuk sebelumnya.
Contoh – contoh penyebaran zat – zat yang terkandung dalam tanah adalah sebagai berikut :
- Zat – zat polutan langsung dapat diserap oleh tanaman yang hidup di dalam tanah dan kemungkinan akan di makan oleh manusia dan organisme lainnya. Contohnya unsur hara selenium, yang seringkali ditemukan di tanah – tanah yang terkena hembusan angin dari industri yang membakar minyak, diserap oleh tanaman yang berdaun hijau dan dimakan manusia.
- Pestisida yag mesuk melewati air yang mengalir kemudian menuju ke sawah atau danau.
- DDT yang menguap bersama air dari permukaan tanah ke atmosfer dan mampu bergerak jauh.
- Beberapa polutan yang ada di dalam tanah akan berada di dalam tanah selamanya karenazat – zat tersebut bukan merupakan zat yang mudah menguap, tidak terlarut dalam air dan tidak dapat dimanfaatkan oleh tanaman.
Secara alamiah logam berat merupakan unsur hara mikro di dalam tanah.
Adapun unsur– unsur yang digolongkan sebagai unsur hara mikro esensial
tanaman meliputi Boron (B), Klorin (Cl), Tembaga (Cu), Besi (Fe),
Molibdat (Mo), Natrium (Na), Vanadium (V), dan Seng (Zn) dan dibutuhkan
oleh tanaman dalam konsentrasi yang sangat rendah. Sebaliknya dalam
konsentrasi yang sangat tinggi, unsur – unsur tersebut akan bersifat
racun.
Sumber : http://siklus.lmb.its.ac.id/?p=254